Wednesday, September 12, 2018

Sucik Puji Utami, Dr. Ceacilia Sri Mindarti, M.Si, Tugas1 Metode Penelitian Bisnis, UT-Ambon, 2018


NAMA                                     : SUCIK PUJI UTAMI
NIM/ UT                                  : 530015311 / AMBON
MATA KULIAH                    : METODE PENELITIAN BISNIS  (EKMO 5104.01)
DOSEN                                    : Dr. CEACILIA SRI MINDARTI, M. Si

TUGAS 1, MINGGU 3
Cermati kasus di bawah ini :
Bambang adalah seorang manajer pemasaran PT Pertamina di Kota Surabaya. Dalam masa kepemimpinannya ternyata hasil penjualan pelumas di Surabaya ternyata paling rendah di antara kota yang lain. Berdasarkan data tersebut maka:
1. Rumuskan permasalahan yang dihadapi manajer tersebut
2. Hipotesis apa yang bisa anda kemukakan dari kasus tersebut.
3. Jenis penelitian apakah yang sesuai untuk menganalisis masalah diatas? Jelaskan alasan anda
Marilah kita share pendapat. menurut anda :
1. Mengapa kita perlu mempelajari metode penelitian?
2. Hal apa yang paling sulit dpelajari dalam metode penelitian tersebut?
** Untuk menambah referensi silalakan di download buku Metodologi Penelitian  dan artikel  Jurnal International lainnya saya pada link web di bawah ini:
Selamat menjawab Forum/Tugas...!

JAWAB:

            Untuk memudahkan kita mempelajari suatu penelitian, kita perlu memperhatikan kaitan antara tiga komponen utama penelitian, yaitu rumusan masalah, hipotesis, dan analisis data. Masalah merupakan kegiatan awal dan harus ada untuk tiap karya ilmiah, termasuk penelitian ilmiah. Jawaban teoritis atas masalah merupakan hipotesis yang kebenarannya bersifat logis. Agar hipotesis memiliki kebenaran empiris sehingga menjadi kebenaran ilmiah, maka hipotesis itu harus dianalisis secara empiris. Kesesuaian variabel-variabel maupun tipe kaitan antara variabel- variabel pada rumusan masalah, hipotesis dan analisis itu akan menjadi dasar yang awal dan utama dalam menilai suatu penelitian, baik dalam bentuk proposal maupun laporan penelitian.
1.      Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan komponen pertama karena tanpa ada  masalah maka penelitian ilmiah tidak ada. Namun demikian, tidak semua masalah layak untuk diteliti secara ilmiah Seperti diketahui, bahwa suatu proses penelitian dimulai dengan penentuan topik dan mengidentifikasikan masalah yang akan dijawab atau dipecahkan berdasarkan hasil penelitian yang akan dilaksanakan. Secara umum masalah diartikan sebagai sesuatu telah terjadi tidak sebagaimana mestinya. Akan tetapi istilah masalah dalam konteks penelitian tidak harus berkonotasi pada suatu hal yang perlu dievaluasi atai dikaji karena menimbulkan masalah.
Seorang peneliti mungkin belum mempunyai pernyataan yang jelas dari suatu masalah pada awal dari proses penelitian. Sering kali pada awalnya hanya gejala yang baru terdeteksi oleh seorang peneliti. Sebuah definisi dari masalah yang tepat dan jelas akan memudahkan peneliti menyusun tujuan penelitian dengan tepat. Jika tujuan penelitian sudah jelas akan memudahkan dan efisien dalam pengumpulan informasi yang penting dan relevan dengan masalah, sehingga dapat menghindarkan pengumpulan data yang tidak perlu.
Sering dijumpai usulan penelitian yang memuat “latar belakang permasalahan” secara panjang lebar tetapi tidak diakhiri (atau disusul) oleh rumusan (pernyataan) permasalahan. Pernyataan permasalahan sebenarnya merupakan kesimpulan dari uraian “latar belakang” tersebut. Castetter dan Heisler (1984, 11) menerangkan bahwa pernyataan permasalahan merupakan ungkapan yang jelas tentang hal-hal yang akan dilakukan peneliti. Cara terbaik unutk mengungkapkan pernyataan tersebut adalah dengan pernyataan yang sederhana dan langsung, tidak berbelit-belit. Pernyataan permasalahan dari suatu penelitian merupakan “jantung” penelitian dan berfungsi sebagai pengarah bagi semua upaya dalam kegiatan penelitian tersebut. Pernyataan permasalahan yang jelas (tajam) akan sanggup memberi arah (gambaran) tentang macam data yang diperlukan, cara pengolahannya yang cocok, dan memberi batas lingkup tertentu pada temuan yang dihasilkan.


Dari contoh kasus PT Pertamina diatas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
a.       Apakah terdapat pengaruh antara variabel-variabel jenis produk, harga,  distribusi dan promosi terhadap tingkat penjualan produk pelumas di daerah Surabaya?
b.      Seberapa besar pengaruh tiap variabel-variabel jenis produk, harga,  distribusi dan promosi terhadap tingkat penjualan produk pelumas di daerah Surabaya?
2.      Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan yang dihasilkan melalui kerangka  pemikiran dan berfungsi sebagai jawaban teoritis (logis) atas rumusan masalah. Sebagai jawaban atas rumusan masalah, hipotesis dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Sebagai jawaban atas rumusan masalah, hipotesis harus mencakup secara eksplisit semua variabel dan tipe kaitan antara variabel-variabel yang ada dalam rumusan masalah. Hipotesis disebut juga sebagai jawaban sementara atas rumusan masalah karena kebenarannya baru bersifat logis. Jadi, kebenaran empirisnya masih harus diverifikasi sehingga menjadi kebenaran ilmiah.
Ciri hipotesis yang baik ialah terdapat secara eksplisit paling sedikit dua variabel, kaitan antara variabel-variabel itu maupun sifat atau bentuk kaitan itu mengacu pada teknik analisis (statistik) yang akan digunakan untuk mengujinya.
Dari contoh kasus PT Pertamina diatas dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
a.       Ada hubungan yang positif antara variabel jenis produk, harga, distribusi dan promosi terhadap tingkat penjualan produk pelumas di daerah Surabaya
b.        Diduga variabel harga memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat penjualan produk pelumas di daerah Surabaya jika dibandingkan variabel jenis produk, distribusi dan promosi.

3.      Penganalisisan Data
Setelah data dikumpulkan, data itu lazim diedit dan diolah sebelum dianalisis untuk memverifikasi hipotesis penelitian. Pengeditan dapat mencakup kesalahan yang mungkin terjadi dalam pencatatan oleh kolektor data, kekeliruan dalam pengumpulan data maupun kesalahan perekaman data ke komputer. Pengolahan dapat mencakup komputasi sederhana, seperti penghitungan rasio keuangan untuk merepresentasikan variabel penelitian.
Metode atau teknik analisis yang paling sering digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah statistik. Tiap analisis statistik memiliki tujuan dan persyaratan maupun asumsi tertentu. Hal pertama yang harus diperhatikan dalam memilih analisis statistik untuk memverifikasi hipotesis penelitian adalah kesesuaian tipe kaitan antara variabel-variabel dan skala tiap variabel yang ada dalam hipotesis itu. Jika, misalnya, tipe kaitannya adalah hubungan, maka kita mengidentifikasi berbagai analisis korelasi yang mungkin untuk digunakan. Kemudian, dari berbagai alternatif analisis korelasi itu, kita memperhatikan persyaratan skala untuk tiap variabel yang dapat dianalisis.
Terkait dengan itu, kita membandingkan persyaratan skala itu dengan skala variabel yang diteliti, sebagaimana yang terdapat pada operasionalisasi variabel itu.Kita perlu juga memperhatikan bahwa tiap analisis statistik didasarkan pada asumsi tertentu. Jika asumsi itu tidak terpenuhi dan sangat menyimpang, maka analisis statistik itu seharusnya tidak boleh digunakan. Jadi, sebelum kita menggunakan analisis statistik untuk memverifikasi hipotesis penelitian, kita seharusnya lebih dulu menguji asumsinya untuk mengetahui apakah asumsi itu terpenuhi atau menyimpang jauh.
Dari contoh kasus PT Pertamina diatas jenis penelitian yang sesuai untuk menganalisis masalah diatas adalah: penelitian kuantitatif.
Karena penelitian ini dalam rangka mencari hubungan sebab akibat antara variabel-variabel jenis produk, harga, distribusi dan promosi terhadap tingkat penjualan produk pelumas di daerah Surabaya. Penelitian kuantitatif ini didasarkan pada positivisme, dimaksudkan untuk meneliti kaitan sebab akibat antara variabel-variabel. Jadi obyek material penelitian adalah variabel, sesuatu yang adapat diukur dan direduksi.
Metode kuantitatif menyajikan informasi ke dalam data yang diujudkan dalam angka, dan kemudian dianalisis dengan berbagai alat bantu statistik yang saat ini sudah banyak dikembangkan. Alat bantu statistik yang banyak digunakan adalah penghitungan dan penaksiran mean populasi, analisis varians dan kovarians, regresi, Data Envelopment Analysis (DEA), Input-output Analysis (I-O), Analisis Jalur (Path Analysis), Structural Equation Model (SEM), dan sebagainya.
Metode kuantitatif bisa menggunakan data sekunder maupun data primer. Data sekunder bisa diperoleh dari berbagai sumber yang memublikasikan data tersebut, seperti Biro Pusat Statistik di Indonesia, dan lembaga-lembaga internasional seperti Bloomberg, Data Stream, dan sebagainya. Pencarian data primer bisa dilakukan dengan berbagai metode, yakni eksperimen, observasi, maupun survei. Sebuah survei bisa dilakukan dengan melakukan interview secara detail (in-depth interview) maupun menyebarkan kuesioner. Dalam mengumpulkan data primer melalui penyebaran kuesioner, peneliti kuantitatif mendesain bentuk pertanyaan yang diarahkan untuk mencari jawaban berbentuk salah-benar, ataupun jawaban yang dikelompokkan dalam berbagai tingkat, misalnya a,b,c,d,e, dan sebaginya. Hal ini untuk menjamin bahwa data akan bisa diklasifikasikan ke berbagai kategori sehingga lebih mudah untuk dianalisis.

PERLUNYA MEMPELAJARI METODE PENELITIAN
Dalam suatu proses penelitian, akan berlangsung secara terus menerus sejalan dengan kebutuhan umat manusia. Setiap ada masalah baru akan selalu dilakukan suatu penelitian untuk pemecahannya. Hasil suatu penelitian mungkin tidak sesuai dengan harapan peneliti bila tidak direncanakan dengan baik. Peneliti harus mampu menarik pelajaran dari setiap pengalaman penelitian sebelumnya untuk memperbaiki penelitian selanjutnya. Untuk dapat memperoleh jawaban yang benar mengenai suatu masalah, harus digunakan suatu metode atau tahapan penelitian yang baik. Penggunaan statistika atau metode kuantitatif dalam penelitian adalah untuk membuat proses penelitian tersebut atau proses memperoleh jawaban mengenai suatu masalah menjadi efisien, berlangsung secara iterative menuju titik kekonvergenan yaitu kebenaran ilmiah.
Sehingga sangatlah penting bagi kita untuk mempelajari metode penelitian yang sesuai untuk dapat memperoleh jawaban yang benar mengenai suatu masalah yang diteliti.

HAL YANG SULIT DALAM METODE PENELITIAN
Hal yang sulit dalam metode penelitian ialah merumuskan permasalahan. Pernyataan permasalahan dari suatu penelitian merupakan “jantung” penelitian dan berfungsi sebagai pengarah bagi semua upaya dalam kegiatan penelitian tersebut. Pernyataan permasalahan yang jelas (tajam) akan sanggup memberi arah (gambaran) tentang macam data yang diperlukan, cara pengolahannya yang cocok, dan memberi batas lingkup tertentu pada temuan yang dihasilkan. Kesalahan dalam perumusan masalah akan berakibat fatal bagi jalannya suatu penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, Lerbin Roberto. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Tangerang Selatan :  Universitas Terbuka.

Sekaran, Uwa. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.




No comments: